INDRAMAYU – mpn.co.id Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu kembali menggelar Bahtsul Masail untuk mendiskusikan berbagai permasalahan yang berkembang di tengah masyarakat. Kegiatan ini berlangsung di Pondok Pesantren Assyauqi, Desa Kertanegara, Kecamatan Haurgeulis, pada Sabtu (22/2/2025).
Dalam forum ini, sejumlah isu krusial dibahas, di antaranya penyaluran bantuan sosial (bansos) yang tidak tepat sasaran, masjid yang dikunci pada malam hari sehingga membatasi akses masyarakat, serta hukum memiliki khodam dalam perspektif Islam.
Ketua MUI Kabupaten Indramayu, KH. Muhammad Syatori, menjelaskan bahwa Bahtsul Masail merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali untuk merespons permasalahan aktual yang berkembang di masyarakat.
“Kami berharap dengan adanya pemimpin baru di Indramayu, dapat membawa perubahan signifikan, terutama dalam mewujudkan visi Indramayu Reang (Religius, Ekonomi Kerakyatan, Aman, Nyaman, dan Gotong Royong),” ujar Syatori.
Syatori juga menekankan bahwa visi religius sebagai pilar utama pembangunan daerah harus semakin diperkuat agar nuansa keagamaan di Kabupaten Indramayu semakin meningkat.
Sementara itu, Wakil Bupati Indramayu, H. Syaefudin, menegaskan komitmennya bersama Lucky Hakim untuk terus meningkatkan atmosfer religius di Kabupaten Indramayu. Program-program yang telah berjalan dengan baik akan dilanjutkan, sedangkan yang masih kurang akan segera dievaluasi dan diperbaiki.
“Gerakan mengaji 15 menit bagi ASN dan pelajar harus tetap kita jalankan karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat Indramayu,” kata Syaefudin saat membuka acara.
Selain itu, gerakan khatam Al-Qur’an di mushola-mushola juga akan kembali digalakkan sebagai bagian dari penguatan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat.
Syaefudin menambahkan bahwa sinergitas antara ulama dan umaro merupakan elemen penting dalam membangun Kabupaten Indramayu yang lebih baik.
“Mari kita terus bersatu dan berkolaborasi agar cita-cita dalam membangun Indramayu ini dapat kita wujudkan bersama,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Syaefudin juga memberikan apresiasi kepada santri Ponpes Assyauqi yang telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menghafal Al-Qur’an dengan metode jari. Menurutnya, inovasi dalam metode pengajaran Al-Qur’an seperti ini harus terus didukung agar semakin banyak generasi muda yang mencintai dan menghafal kitab suci. (Jojo/Rls)