Saya kira, anda, saya, dan kebanyakan kita biasa bercermin. Berapa kali dan di mana kita bercermin, saya kira tak lagi terbilang jumlah dan tempatnya.
Bercermin adalah kegiatan yang sederhana. Setiap orang bisa melakukannya kapan dan di mana pun berada. Karena bercermin berarti melihat diri sediri melalui cermin. Namun, kegiatan yang sederhana ini memiliki manfaat yang luar biasa. Dengan becermin, kita akan tahu apa yang kurang dari penampilan kita.
Tapi, pernahkah hati kita becermin? Kita lebih mengutamakan merapikan pakaian, menyisir rambut, make-up, dan lain sebagainya. Tapi, pernahkah kita merapikan sikap ikhlas kita, amal kita, dan penampilan batin kita?
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Alloh sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al Hasyr [59]: 18).
Salah satu bentuk evaluasi dan introspeksi diri yang berguna adalah dengan menyendiri untuk bermuhasabah.
Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan:
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ
“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” [HR. Tirmidzi]
Perkataan Sayyidina Umar tersebut mengajarkan kepada kita untuk terus mengintrospeksi diri, menghitung-hitung amalan kita apakah amal baik melebihi amal jelek kita? Atau malah sebaliknya.
Jika hari ini kita mengalami kegagalan, segeralah introspeksi diri. Barang kali ada langkah-langkah kita yang kurang sempurna. Jika hari ini kita mengalami kerugian, segeralah introspeksi diri. Barang kali ada usaha kita yang terlewat. Jika hari ini kita mengalami penurunan prestasi, segerah introspeksi diri. Barang kali ada waktu luang kita yang terabaikan. Jika hari ini kita mengalami keretakan hubungan, segeralah introspeksi diri. Barang kali ada hak-hak saudara kita yang belum ditunaikan. Jika hari ini kita mempunyai masalah apapun, segeralah introspeksi.
Selain itu, dari Maimun bin Mihran, beliau berkata:
لَا يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ
“Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya”
Apabila hal tersebut dilakukan maka umat manusia akan lebih baik. Karena musibah sebenarnya adalah ketika manusia terus menerus dalam melakukan hal yang salah.
Perhatikanlah terus penampilan batin kita sebagaimana kita memperhatikan penampilan luar kita. Sebaik-baiknya manusia, adalah yang menyiapkan bekal terbaik sebelum menghadap Tuhan-Nya.
Itulah cara Muhasabah Diri dalam Islam …..
Semoga ALLOH SWT …
Anugerahkan AKHLAK yang terbaik kepada KITA ….
Allohumma sholli alaa sayyidinaa Muhammad
Wa alaa aali sayyidinaa Muhammad 💚❤️💚