Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional sebagai simbol semangat persatuan, perjuangan, dan kesadaran kolektif untuk membangun masa depan yang lebih baik. Di era modern ini, kebangkitan tidak hanya identik dengan perjuangan fisik dan politik, tetapi juga menyangkut aspek mental, sosial, dan ekonomi. Salah satu bentuk kebangkitan yang krusial saat ini adalah literasi finansial.
Literasi Finansial Fondasi Kebangkitan Ekonomi Masyarakat.
Literasi finansial mengacu pada pemahaman dan kemampuan individu dalam mengelola keuangan secara bijak—mulai dari membuat anggaran, menabung, berinvestasi, hingga memahami risiko keuangan. Di tengah tantangan ekonomi global dan digitalisasi yang cepat, masyarakat yang cakap secara finansial lebih siap menghadapi perubahan dan krisis.
Namun, berdasarkan beberapa survei nasional, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini berdampak pada rendahnya inklusi keuangan dan tingginya potensi masalah keuangan pribadi seperti utang konsumtif, minimnya dana darurat, hingga ketidaksiapan pensiun.
Memaknai Hari Kebangkitan Nasional tidak cukup dengan seremoni. Ini adalah momentum untuk meningkatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya kemandirian ekonomi, terutama melalui pendidikan finansial. Literasi finansial bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga institusi pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta.
Kampanye edukatif, pelatihan pengelolaan keuangan untuk UMKM, dan integrasi literasi finansial dalam kurikulum sekolah adalah langkah nyata yang dapat mendorong transformasi jangka panjang.
Kebangkitan sebuah bangsa tidak terlepas dari kesejahteraan rakyatnya. Dalam konteks saat ini, meningkatkan literasi finansial adalah bentuk nyata perjuangan modern—membekali masyarakat dengan pengetahuan untuk mandiri secara ekonomi, mengurangi ketimpangan, dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Mari jadikan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini sebagai titik tolak untuk bangkit, dengan literasi finansial sebagai pijakan utama.
D.buldani ( Pemerhati Sosial)
