38 Biksu Tempuh Perjalanan Ribuan Kilometer dari Bangkok ke Borobudur, Sebarkan Kedamaian Lewat Langkah Thudong

Read Time:1 Minute, 33 Second

 

mpn.co.id, Indramayu– Sebanyak 38 biksu dari berbagai negara kembali menjalankan ritual spiritual Thudong, sebuah tradisi sakral dalam ajaran Buddha yang mengajarkan keteguhan hati, kesederhanaan, dan ketenangan batin. Mereka menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki dari Bangkok, Thailand menuju Candi Borobudur di Magelang, Indonesia, untuk menyambut Hari Raya Waisak yang jatuh pada Senin, 12 Mei 2025.

Thudong bukan sekadar perjalanan biasa. Ini adalah praktik spiritual mendalam yang dijalani para biksu dengan menembus hutan, gunung, hingga pedesaan. Tujuan akhirnya adalah tempat suci umat Buddha di Indonesia, Candi Borobudur, simbol pencerahan dan kedamaian.

Saat ini, rombongan biksu tersebut telah memasuki wilayah perbatasan Kabupaten Subang dengan Indramayu, tepatnya di Jembatan Sewu, Kecamatan Sukra. Pemandangan puluhan biksu berselimutkan jubah oranye ini menjadi magnet perhatian warga sekitar. Banyak masyarakat yang antusias mengabadikan momen langka ini dengan kamera ponsel mereka, sembari memberikan senyuman dan doa untuk keselamatan para peziarah.

Perjalanan damai ini pun mendapat pengawalan dari aparat Kepolisian Sektor Sukra untuk memastikan kelancaran dan keamanan di sepanjang rute yang dilalui.

Ketua Umum Internasional Thudong, Welly Widadi, menjelaskan bahwa ritual ini sudah dimulai sejak Kamis, 6 Februari 2025, dari jantung kota Bangkok. Perjalanan spiritual ini diperkirakan berlangsung lebih dari tiga bulan dan akan melintasi empat negara, yakni Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

“Sejak tanggal 6 Februari 2025 dari Bangkok, Thailand,” ujar Welly. Ia menambahkan bahwa ritual Thudong bukan hanya bentuk latihan ketahanan fisik dan mental, tapi juga cara untuk menyebarkan pesan damai dan kasih sayang antar sesama manusia, lintas agama dan budaya.

Dengan langkah-langkah sunyi dan hati yang penuh pengabdian, para biksu Thudong ini membawa serta harapan akan dunia yang lebih damai. Ribuan kilometer yang mereka lalui bukan hanya untuk mencapai sebuah tempat, tetapi untuk menyentuh hati umat manusia di setiap tapak jalan yang dilewati.

Sebuah perjalanan panjang yang menginspirasi—mengajarkan bahwa dalam kesunyian, kita bisa menemukan makna terdalam kehidupan.

Penulis
(Jojo Sutrisno)

Leave a Reply