mpn.co.id indramayu – hingga saat ini masih terus terpelihara. Warisan leluhur menjadi suatu nilai historis masyarakat dikabupaten indramayu salah satunya yaitu Tradisi Unjungan.
Acara adat tradisi Unjungan ini masih dilestarikan diantaranya di desa kedungwungu desa yang terletak diwilayah kecamatan anjatan. Masih mempertahankan Tradisi ini sebagai warisan nenek moyang yang memiliki makna dan nilai tersendiri bagi masyarakat desa kedungwungu. Dengan mempertahankan tradisi ini, mereka dapat memperkaya dan memperkuat jati diri bangsa melalui adat seni dan budaya.
Selain itu, adat istiadat dalam acara unjungan tersebut merupakan simbol kebersamaan dan rasa solidaritas antar masyarakat. Dengan mempertahankan adat istiadat ini, mereka juga dapat memperkuat hubungan sosial dan kearifan lokal di daerahnya.
Adapun, intisari dari tradisi unjungan adalah ziarah dan berdoa kepada para leluhur yang sudah tiada.
Selain itu, Tradisi Unjungan juga sekaligus sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga desa kedungwungu yang selalu beriringan antara agama dan budaya jawa tanpa menghilangkan ajaran dari keduanya
“Kegiatan unjungan ini dilaksanakan setiap tahun sekali. Anggarannya juga dari swadaya masyarakat,” ujar Kuwu Sahrudin Baharsyah pada minggu 20 Oktober 2024.
Kuwu kedungwungu menjelaskan, dalam pelaksanaannya seluruh masyarakat berkumpul di Pesarean atau kebuyutan di desa setempat lalu melaksanakan doa bersama.
Setelah itu, dilanjut dengan menampilkan kesenian tradisional berupa Pergelaran Pentas Sandiwara Prabu Erlangga.
Menurut Kuwu Bahar, Tradisi Unjungan selalu dinanti masyarakat setiap tahunnya. Kegiatan ini juga membuktikan bahwa kekompakan serta gotongroyong antar warga desa kedungwungu tetap selalu terjaga.
Tradisi atau adat istiadat yang ada di Kabupaten Indramayu ini merupakan warisan leluhur dari nenek moyang mereka sedari dulu, yang masih terus di lestarikan hingga saat ini selain itu juga sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga dengan pemerintah desa.
“acara adat istiadat unjungan ini dilaksanakan setiap tahun sekali. Anggarannya juga dari iuran masyarakat dan untuk pemerintah desa sendiri hanya menganggarkan untuk hiburan sandiwaranya saja, ” Sambung Bahar.
Kegiatan ini juga membuktikan bahwa kekompakan serta gotongroyong antar warga masyarakat selalu terjaga. Biasanya adat unjungan digelar satu tahun sekali di antara bulan Muharam dan Safar selalu diadakan tradisi mermule atau yang biasa disebut dengan Tradisi Unjungan oleh masyarakat setempat.
Kuwu Bahar berharap adat unjungan ini terus dikembangkan di desa kedungwungu sampai ke generasi masa depan sebagai upaya melestarikan Warisan budaya dari nenek moyang mereka.
acara tradisi unjungan tersebut dihadiri oleh tokoh adat, tokoh, tokoh pemuda, karang taruna BPD, Kapolsek beserta jajaran, Danramil , juga warga setempat. (Jojo Sutrisno)