Nelayan Cumi Eretan Wetan Suarakan Penolakan VMS: Bikin Nelayan Susah !

Read Time:1 Minute, 31 Second

 

mpn.co.id, Indramayu, 15 April 2025 – Suara lantang bergema dari pelataran Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Pagi yang biasanya sibuk dengan aktivitas pelelangan hasil laut, hari ini berubah menjadi panggung perjuangan para nelayan cumi. Mereka tergabung dalam Serikat Nelayan Cumi Eretan Wetan dan menggelar aksi unjuk rasa menolak pemasangan Vessel Monitoring System (VMS) atau Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP).

Sekitar pukul 08.00 WIB, massa mulai berkumpul dan berorasi dengan penuh semangat. Mereka menilai, sistem VMS justru menjadi beban tambahan yang memberatkan kehidupan mereka yang sudah bergelut dengan kerasnya lautan.

“Pemasangan VMS hanya menambah beban operasional kami. Tidak ada manfaat langsung yang kami rasakan, malah justru membatasi ruang gerak kami di laut,” ujar salah satu orator dengan suara bergetar, mencerminkan keresahan banyak nelayan di kawasan pesisir tersebut.

Aksi ini bukan semata soal teknologi, melainkan tentang keadilan bagi mereka yang telah memberi banyak untuk negeri. Para nelayan mengungkapkan bahwa mereka selama ini telah berkontribusi pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Namun ironisnya, mereka justru dihadapkan pada regulasi yang menyulitkan, tanpa dialog ataupun pemahaman dari pihak berwenang.

Dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dan TNI, aksi berlangsung tertib namun penuh semangat. Para nelayan berharap suara mereka tidak hanya terdengar di dermaga, tapi juga menggema hingga ke meja para pengambil kebijakan di pusat.

Aksi damai ini menjadi simbol perlawanan nelayan kecil terhadap kebijakan yang mereka anggap tidak berpihak. Mereka bukan menolak pengawasan, tapi menuntut sistem yang adil, transparan, dan tidak menyusahkan.

“Kami hanya ingin didengar. Kami bukan pelanggar hukum, kami hanya ingin melaut dengan tenang dan memberi makan keluarga kami,” tutup seorang peserta aksi, menatap laut lepas seakan menitipkan harapannya pada ombak yang terus bergulung.

Di tengah gelombang modernisasi perikanan, suara nelayan kecil seperti dari Eretan Wetan adalah pengingat bahwa pembangunan harus berjalan berdampingan dengan keadilan sosial.

Penulis
(Jojo Sutrisno)

Leave a Reply