mpn.co.id, Indramayu — Harapan akan infrastruktur yang layak masih menjadi impian bagi warga Desa Sukaslamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Hingga kini, sejumlah jalan lingkungan di desa tersebut masih tampak memprihatinkan, jauh dari standar pembangunan infrastruktur yang memadai. Lubang menganga, permukaan tanah berlumpur, dan ketiadaan betonisasi menjadi pemandangan sehari-hari yang mengusik kenyamanan dan keselamatan warga.
Kondisi ini memunculkan keluhan dari berbagai elemen masyarakat yang mempertanyakan kinerja Pemerintah Desa Sukaslamet. Warga menilai pembangunan infrastruktur jalan lingkungan berjalan sangat lambat, bahkan cenderung tidak berjalan. Padahal, pemerintah pusat telah mengucurkan Dana Desa yang besar untuk menopang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah pedesaan.
“Kami melihat desa-desa lain sudah maju, jalannya bagus dan rapi. Tapi kenapa di tempat kami masih seperti ini? Jalan lingkungan di Blok Tower, Gang Sawo, dan beberapa titik lain masih sangat rusak,” ungkap Yogi, warga Blok Tower, Minggu (11/5/2025). Ia juga menambahkan bahwa ketika musim hujan tiba, kondisi jalan semakin parah. Lumpur dan genangan air membuat akses semakin sulit dan berbahaya, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Kekecewaan warga mencapai puncaknya beberapa minggu lalu, ketika mereka berbondong-bondong mendatangi kantor desa. Mereka menuntut transparansi pengelolaan Dana Desa yang dianggap tidak jelas penggunaannya. Aksi tersebut menjadi bentuk protes sekaligus upaya memperjuangkan hak mereka atas fasilitas dasar yang layak.
Ironisnya, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Kepala Desa Sukaslamet maupun perangkat desa terkait keluhan masyarakat tersebut.
Padahal, keterbukaan informasi publik adalah hak warga negara yang telah dijamin dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Warga berharap pemerintah desa lebih responsif dan terbuka dalam menyampaikan perencanaan serta realisasi anggaran, terutama yang berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
Desa Sukaslamet kini berada di persimpangan. Di satu sisi, peluang untuk membangun terbuka lebar lewat dukungan dana dari pemerintah pusat. Namun di sisi lain, kepercayaan warga terhadap aparat desa bisa semakin menurun jika tak segera ada langkah nyata dan komunikasi yang terbuka.
Warga berharap kisah ini bisa menjadi pemantik perubahan bahwa pembangunan sejati tidak hanya soal fisik, tapi juga tentang keadilan, keterbukaan, dan keberpihakan kepada rakyat. Sudah saatnya pembangunan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di ujung-ujung desa.
Penulis
(Jojo Sutrisno)