ALLOH SWT berfirman:
{ وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ }
Dan Kami tidak mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (QS. Al Anbiya: 107)
Rahmatan Lil ‘Alamin adalah ajaran Islam. Semua risalah Islam adalah rahmat dan sesuai fitrah manusia pun mengandung rahmat dan kehidupan.
Ini bisa dirasakan baik Islam dalam keadaan mayoritas, minoritas, kuat, dan lemah, .. Namun tentunya dengan ukuran, kadar, dan radius yang berbeda, tergantung kondisi.
Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma menjelaskan:
هُوَ عَامٌّ فِي حَقِّ مَنْ آمَنَ وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ فَمَنْ آمَنَ فَهُوَ رَحْمَةٌ لَهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ فَهُوَ رَحْمَةٌ لَهُ فِي الدُّنْيَا بِتَأْخِيرِ الْعَذَابِ عَنْهُمْ
Ini (Rahmatan Lil ‘Alamin) berlaku umum baik untuk orang beriman dan orang-orang yang tidak beriman. Untuk kaum beriman rahmat di dunia dan akhirat, sedangkan untuk orang yang tidak beriman maka rahmat Allah di dunia saja, dengan diakhirkan azab bagi mereka. (Tafsir Al Baghawi, 3/320)
Rahmatan Lil ‘Alamin bukan bermakna menghalalkan yang haram atau sebaliknya, untuk mencari muka di hadapan manusia.
Bukan pula rekonsiliasi dan bermuka manis dengan kejahatan bagi agama, manusia, dan peradaban.
Bukan pula diartikan meninggalkan nilai dan aturan syariah. Bagaimana mungkin meninggalkannya, padahal padanya rahmatNya ditampakkan.
Rasulullah saw sendiri menegakkan tentang posisi dirinya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
Wahai manusia, sesungguhnya aku ini rahmat yang diberikan dan dihadiahkan. (HR. Ad Darimi no. 15, shahih)
Maka, jangan ragu menegaskan bahwa Rahmatan lil ‘Alamin adalah milik Islam.
Semoga menjadi ILMU yang BERMANFAAT ….
Allohumma sholli alaa sayyidinaa Muhammad
Wa alaa aali sayyidinaa Muhammad 💚❤️💚