INDRAMAYU, mpn.co.id. Obyek wisata di Kelurahan Bojongsari Kecamatan/Kabupaten Indramayu kondisinya memprihatinkan dan terbengkalai, bahkan disinyalir menjadi sarang hantu. Kondisi tersebut menjadi perhatian serius Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim – Syaefudin (Lucky-Syae).
Seperti diketahui, obyek wisata Waterboom Bojongsari selama pemerintahan saat ini tidak beroperasi, ditambah kondisi obyek wisata Air Terjun Buatan setelah rampung dibangun belum pernah difungsikan, termasuk kemegahan Gedung Iptek Mutiara Bangsa menelan anggaran ratusan miliar rupiah terlihat mubazir harus diselamatkan.
Puing-puing bangunan yang berserakan serta rimbunnya semak belukar tidak menyurutkan semangat Lucky Hakim untuk masuk ke dalam area Waterboom melalui akses alternatif guna melihat secara langsung kondisi di bagian dalam obyek wisata air kebanggaan Wong Dermayu tersebut.
“Kita akan masuk ke dalam area Waterboom ini melalui akses alternatif,” kata Cabup Lucky Hakim, saat meninjau kondisi Water Park Bojongsari, Minggu, 27 Oktober 2024.
Melihat kondisi tersebut, calon Bupati Indramayu periode 2024 – 2029, merasa prihatin terhadap kondisi obyek wisata tersebut, sehingga ia berjanji akan menjadi bagian dari prioritas pembangunan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pemberdayaan masyarakat dengan menyediakan ruang UMKM bagi warga sekitar di area wisata, mengingat pembangunan obyek wisata yang menelan anggaran ratusan milyar bersumber dari uang rakyat.
“Obyek wisata ini menjadi bangunan mubazir, karena itu sebelum kerusakannya semakin parah maka obyek wisata ini perlu segera direnovasi dan difungsikan kembali,” ujarnya.
Dikatakannya, dengan dibukanya kembali obyek wisata Bojongsari akan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi warga sekitar berupa lapangan pekerjaan dan UMKM, juga turut meningkatkan PAD Indramayu melalui sektor pajak dan retribusi.
“Ada empat hal yang menguntungkan jika Obyek Wisata Bojongsari ini dibuka, retribusi daerah dari tiket masuk, mendatangkan wisatawan dari daerah lain, mengurangi kunjungan warga ke obyek wisata diluar daerah dan membuka ruang UMKM bagi warga untuk berdagang disekitar obyek wisata, serta membuka lapangan pekerjaan,” terangnya.
Menyinggung tentang sediaan anggaran, Lucky menegaskan, Pemkab Indramayu akan mengalokasi anggaran dengan nomenklatur pembangunan infrastruktur pariwisata, bukan hanya untuk Bojongsari saja melainkan obyek-obyek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Indramayu yang bersumber dari APBD Kabupaten dan juga melakukan koordinasi dengan pemerintah propinsi dan pusat.
“Jika saya kelak terpilih menjadi Bupati Indramayu, maka dipastikan obyek wisata Bojongsari akan direnovasi dan dibuka kembali,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat, Sri Wahyuni Herman (SWH), berkaitan dengan peningkatan obyek wisata Pemkab Indramayu dapat berkoordinasi dengan Pemprop Jabar, karena bagaimanapun obyek wisata Bojongsari ini merupakan aset daerah Kabupaten Indramayu, untuk itu obyek wisata baik yang ada di desa pun harus mendapatkan dukungan dari Pemerintah Daerah, karena itu akan menjadi salah satu sumber penghasilan yang dapat menaikan PAD baik di tingkat desa maupun kabupaten.
“Kami akan mengecek sediaan anggaran yang ada di propinsi untuk meningkatkan obyek-obyek wisata yang ada di Indramayu,” ucap Aleg Komisi IV DPRD Propinsi Jabar yang biasa disapa SWH.
Sementara, salah seorang pedagang kaki lima, Sukiah, menghendaki agar obyek wisata tersebut dibuka kembali karena semenjak ditutupnya obyek wisata tersebut, omset pendapatan dari usaha dagangannya menurun drastis.
“Kami pengennya obyek wisata Bojongsari ini dibuka lagi agar usaha kami lancar,” ungkapnya (***