Menyambut Musim Tanam: Desa Sumbermulya Gelar Sedekah Bumi, Jaga Persatuan dan gotong royong.

mpnSAPA DESA244 Views
Read Time:1 Minute, 57 Second


‎mpn.co.id INDRAMAYU, – Semangat kebersamaan dan nuansa sakral menyelimuti halaman Kantor Desa Sumbermulya, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, Sabtu (15/11/2025). Pemerintah Desa Sumbermulya menggelar acara adat Sedekah Bumi, tradisi tahunan yang menjadi wujud syukur masyarakat kepada Sang Pencipta sekaligus doa bersama menyambut datangnya musim tanam padi.

‎Sejak siang hari, warga dari berbagai blok mulai berdatangan. Laki-laki, perempuan, orang tua hingga anak-anak, semua larut dalam suasana akrab yang jarang ditemui di hari-hari biasa. Hamparan tumpeng, hasil bumi, dan simbol-simbol adat tersusun rapi sebagai bentuk penghormatan kepada alam yang selama ini menjadi sumber kehidupan warga Sumbermulya.

‎Dalam sambutannya, Kuwu Sumbermulya Taryono SE., Menegaskan bahwa Sedekah Bumi bukan sekadar seremoni, tetapi bagian dari identitas budaya masyarakat agraris yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

‎“Sedekah bumi adalah bentuk rasa syukur kita kepada Sang Pencipta. Kita sambut musim tanam padi dengan doa bersama agar para petani diberikan kelancaran, diberikan air yang melimpah, dan hasil panen yang berkah,” ujar Taryono di hadapan ratusan warga yang hadir.

‎Ia juga menekankan pentingnya menjaga harmoni sosial menjelang Pemilihan Kuwu Serentak. Menurutnya, dinamika politik desa tidak boleh menjadi alasan terputusnya tali persaudaraan.

‎“Pilihan boleh berbeda, itu wajar. Tapi persatuan dan gotong royong harus tetap dijaga. Silaturahmi jangan sampai terputus,” tegasnya.

‎Acara yang berlangsung penuh kekeluargaan itu turut dihadiri berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur pemuda, Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta seluruh pamong desa. Kehadiran lintas elemen itu menjadi simbol kuat bahwa Sedekah Bumi bukan hanya milik para petani, tetapi milik seluruh warga Sumbermulya yang menggantungkan harapan pada kemakmuran tanah mereka.

‎Suasana semakin meriah ketika malam tiba. Lampu-lampu tradisional dipasang, panggung didirikan, dan ratusan warga kembali berkumpul untuk menyaksikan pergelaran wayang kulit semalam suntuk, sebuah hiburan budaya yang kini mulai jarang digelar.

‎Gemuruh tabuhan gamelan berpadu dengan suara dalang yang piawai menuturkan lakon, membuat suasana halaman kantor desa berubah menjadi pusat keramaian. Anak-anak duduk antusias di depan layar, sementara orang dewasa menikmati jalannya pertunjukan sambil sesekali berbincang santai.

‎Bagi masyarakat Sumbermulya, wayang kulit bukan hanya hiburan, melainkan simbol doa, pengharapan, dan harmoni antara manusia, alam, serta Sang Pencipta.

‎Dengan terselenggaranya Sedekah Bumi tahun ini, masyarakat berharap musim tanam yang akan datang membawa keberkahan. Tradisi turun-temurun itu menjadi pengingat bahwa dalam laju zaman yang serba cepat, kearifan lokal tetap hidup, dirawat, dan menjadi perekat sosial bagi masyarakat desa.

‎Penulis
‎(Jojo Sutrisno)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *