Mpn.co.id. Indramayu, Jawa Barat – Matahari belum tinggi ketika deru mesin mulai memecah keheningan di Jalan Kepandean, Indramayu. Asap tipis mengepul dari knalpot, dan debu beterbangan. Tapi yang tak kalah mencolok dari pemandangan ini adalah sebuah pertanyaan sederhana yang terlintas di benak warga: “Siapa yang menggali jalan ini?”
Sudah hampir satu bulan, galian pipa tepat di depan kantor PERUMDAM Tirta Dharma Ayu menjadi pemandangan sehari-hari bagi pengguna jalan. Lubang galian ditutup kerobong di tengah jalan dan tidak ada satu pun papan proyek yang menjelaskan siapa pelaksananya, untuk apa galian ini, atau sampai kapan akan berlangsung.
“Ada projek penggalian di tengah jln entah projek apa karna tak ada papan projek sedangkan penggarapan pekerjaan terkesan santai, sedangkan lokasi penggalian merusak jalan raya kami pengguna jalan sangat terganggu, untuk itu kami akan mengkomfirmasi kepada siapa….??”
keluh ewod (Bakhtiar) Tokoh Pemuda Indramayu
Jalan yang Menyempit, Kesabaran yang Menipis
Kondisi jalan yang sudah sempit kini berubah menjadi jalur zig-zag yang harus dilalui dengan penuh kehati-hatian. Tak sedikit pengendara motor yang terpaksa turun ke bahu jalan, bahkan ke trotoar, untuk mencari celah melintas. Mobil harus saling tunggu karena hanya satu kendaraan yang bisa lewat dalam satu waktu.
Galian Misterius, Prosedur yang Terabaikan, Menurut regulasi, setiap proyek konstruksi di ruang publik wajib mencantumkan papan informasi: siapa pelaksana proyek, sumber dana, waktu pengerjaan, dan tujuan proyek. Namun, papan itu tidak ditemukan di lokasi galian ini. Bahkan petugas lapangan pun sulit ditemui.
Warga bertanya-tanya: apakah proyek ini legal? Apakah dikerjakan sesuai prosedur? Dan mengapa dibiarkan mengganggu kenyamanan lalulintas.
Upaya konfirmasi ke pihak PERUMDAM Tirta Dharma Ayu hingga kini belum membuahkan hasil. Sejumlah warga berharap pemerintah daerah turun tangan, tak hanya untuk memastikan proyek sesuai aturan, tapi juga melindungi hak publik atas kenyamanan dan keselamatan.
Suara Warga, Harapan yang Sederhana
Di tengah hiruk pikuk lalu lintas yang tak lagi tertib, suara warga terdengar semakin lantang. Mereka tak menolak pembangunan. Mereka hanya ingin diberi tahu dan dilibatkan—atau setidaknya dihormati sebagai pengguna jalan.
“Kalau memang proyek ini buat perbaikan pipa air, ya kita dukung. Tapi jangan begini caranya. Tiba-tiba gali, nggak ada info, terus bikin susah orang, merusak estetika jalan kota ” ujar Pak yayang, warga setempat .
Di tengah lubang galian dan kerobong yang menutup jalanan, ada satu hal yang tampaknya lebih dalam dari sekadar galian: kurangnya komunikasi antara pemerintah dan rakyatnya. ( Jhoys arcan