Pikir-pikir dulu sebelum memvonis anakmu nakal, apalagi menyebutnya durhaka.
Diriwayatkan bahwa pada masa Umar bin Khattab ada seorang ayah mengadukan kelakuan putranya yang tak mau menghormati dan mentaati , durhaka padanya.
Mohon nasehati dia, wahai Amirul Mukminin !! kata orang tua itu.
Umar menasehati anak itu. Tapi kemudian anak itu bertanya, Wahai Khalifah, Apa selain perintah anak berbakti kepada orang tua, adakah perintah orang tua bertanggung jawab kepada anaknya?
Umar menjawab, Ya, benar ada !! Seharusnya seorang ayah menyenangkan dan mencukupi nafkah istri sekaligus ibu dari putra-putrinya, memberikan nama yang baik kepada putra-putrinya , serta mengajari putra-putrinya Al-Quran dan ajaran agama lainnya.
Mendengar penjelasan Amirul Mukminin, anak itu membalas,
Jika demikian, bagaimana aku berbakti kepada ayahku? Demi Allah, ayahku tak sayang kepada ibuku yang dia perlakukan seperti seorang budak. Sekali-kalinya dia mengeluarkan uang untuk ibuku cuma satu juta setengah untuk menebus ibuku. Dia juga tak menamaiku dengan nama yang baik: Aku dinamai ayahku dengan nama “Juala” (Jadian). Dia juga tak mengajariku mengaji, satu ayat pun!
Seketika itu Umar bin Khattab berpaling, matanya memandang tajam ke arah orang tua anak itu, sambil berkata:
Kalau begitu kamulah yang durhka, bukan anakmu!
Cukup tiga kelalaian saja telah menjadikan seorang kepala keluarga disebut durhaka: tidak menyayangi istri, memberi nama anak asal-asalan, dan nggak pernah ngajari anaknya ngaji .
Yaa ALLAH …
Jadikanlah rumah tangga Kami yang Sakinah Mawahdah Warahmah …
SERTA
Jadikanlah anak — anak keturunan Kami jadi anak yang Sholeh Sholeha
Yaa Rohmaan Yaa Rohiim
Allohumma sholli alaa sayyidinaa Muhammad
Wa alaa aali sayyidinaa Muhammad ❤️💚❤️