mpn.co.id Indramayu, — Pembukaan kawasan industri secara besar-besaran di Kabupaten Indramayu dinilai belum sepenuhnya diimbangi dengan kesiapan sektor pendukung. Salah satu persoalan krusial yang mencuat adalah keterbatasan ketersediaan bahan baku alam, khususnya material tambang, yang berpotensi menjadi hambatan serius bagi pengembangan industri daerah tersebut, terutama memasuki tahun 2026.
Minimnya keberadaan quarry atau tambang material yang memiliki izin resmi di Indramayu membuat pelaku industri dan kontraktor harus menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan pembangunan. Akibatnya, sebagian besar material konstruksi seperti batu, pasir, dan tanah urugan terpaksa didatangkan dari luar daerah, yang berdampak pada melonjaknya biaya logistik dan menurunnya efisiensi proyek.
“Ketergantungan pada pasokan dari luar daerah tentu tidak ideal. Biaya angkut tinggi dan waktu distribusi yang panjang sangat memengaruhi progres pembangunan kawasan industri,” ujar Kartawin salah satu pelaku usaha konstruksi di Indramayu, Jumat (26/12/2025).
Tak hanya soal minimnya lokasi tambang berizin, proses perizinan usaha pertambangan juga dinilai masih rumit dan memakan waktu. Kondisi tersebut membuat calon investor tambang enggan masuk, sementara kebutuhan material terus meningkat seiring percepatan pembangunan kawasan industri yang tengah digenjot pemerintah daerah.
Situasi ini dinilai ironis, mengingat Indramayu kini diproyeksikan sebagai salah satu daerah penyangga industri strategis di Jawa Barat. Kehadiran sejumlah kawasan industri baru di wilayah barat dan tengah Indramayu diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan menarik investasi skala nasional maupun internasional.
Namun tanpa dukungan ketersediaan material lokal yang legal, terjangkau, dan berkelanjutan, target tersebut dikhawatirkan sulit tercapai. Selain menekan efisiensi pembangunan, ketergantungan pada pasokan luar daerah juga berisiko menimbulkan ketidakpastian bagi investor.
Sejumlah pihak mendorong pemerintah daerah dan pemangku kebijakan terkait untuk segera melakukan pembenahan, mulai dari penyederhanaan proses perizinan tambang, penataan wilayah pertambangan rakyat, hingga penyusunan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan.
Langkah strategis tersebut dinilai penting agar pengembangan kawasan industri di Indramayu tidak hanya masif secara fisik, tetapi juga kuat dari sisi ekosistem pendukung, sehingga mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah dalam jangka panjang.
Penulis
(Jojo Sutrisno)
Indramayu Hadapi Tantangan Serius Pasokan Material Tambang di Tengah Ekspansi Kawasan Industri
Read Time:1 Minute, 36 Second
