“Indramayu Belajar”: Gerakan Revolusioner Pendidikan untuk Semua Usia, Tanpa Terkecuali ‎

Read Time:2 Minute, 12 Second


‎mpn.co.id, INDRAMAYU – Dalam langkah progresif yang mencerminkan kepedulian nyata terhadap masa depan pendidikan, Pemerintah Kabupaten Indramayu resmi meluncurkan program Indramayu Belajar melalui gerakan Reang Belajar. Program ini bukan sekadar inisiatif administratif, melainkan gerakan sosial yang mengusung semangat “belajar tak mengenal usia”. Peluncuran dilakukan langsung oleh Bupati Indramayu Lucky Hakim, bertepatan dengan perhelatan Festival Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pameran karya dari warga belajar PKBM, bertempat di halaman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (6/8/2025).

‎Dalam pidatonya yang menyentuh dan inspiratif, Bupati Lucky Hakim mengungkapkan bahwa kondisi pendidikan di Kabupaten Indramayu masih menyisakan pekerjaan rumah besar. Data terkini mencatat, rata-rata lama sekolah masyarakat baru mencapai 6,95 tahun. Ini berarti banyak warga belum menyelesaikan pendidikan dasar dan bahkan belum mengantongi ijazah formal.

‎“Siapa bilang belajar hanya untuk anak muda? Di Indramayu Belajar, tak ada kata terlambat. Semua warga punya hak untuk kembali duduk di ‘bangku sekolah’. Program ini bukan hanya soal angka, tapi tentang keadilan sosial, peluang baru, dan harapan masa depan,” tegas Lucky di hadapan peserta dan tamu undangan.


‎Salah satu program turunan unggulan dari Indramayu Belajar adalah Reang Belajar, yang mendorong pembentukan kelompok belajar di setiap desa. Setiap kelompok terdiri dari minimal 100 warga belajar lintas usia, yang akan difasilitasi melalui kerja sama aktif antara pemerintah desa, PKBM, SKB, tokoh pemuda, dan elemen masyarakat lainnya.

‎Langkah ini dipandang sebagai pendekatan akar rumput yang mampu menjangkau mereka yang selama ini terpinggirkan dari sistem pendidikan formal, khususnya warga berusia 25 tahun ke atas yang sempat putus sekolah karena faktor ekonomi, jarak, atau sosial budaya.


‎Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Indramayu, Caridin, menegaskan bahwa peluncuran Indramayu Belajar adalah bagian dari rencana besar untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah menjadi 7,5 tahun dalam waktu dekat, sebagai langkah awal menuju capaian pendidikan 12 tahun secara universal.

‎“Kita ingin menjadikan pendidikan sebagai hak dasar yang dijamin dan difasilitasi negara, bukan lagi sekadar hak istimewa. Reang Belajar akan menjadi wadah lahirnya kesetaraan pendidikan bagi seluruh warga Indramayu,” ujarnya.



‎Lebih dari sekadar kegiatan seremonial, Indramayu Belajar mencerminkan perubahan paradigma: bahwa pembangunan daerah tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga pembangunan manusia. Masyarakat yang kembali belajar, meskipun telah dewasa, bukan hanya meningkatkan kualitas individu, tapi juga memperkuat fondasi sosial dan ekonomi daerah.

‎Program ini menyentuh jantung permasalahan – bahwa kebodohan dan ketertinggalan bukan takdir, melainkan tantangan yang bisa dijawab dengan keberanian politik dan keterlibatan publik.

‎Indramayu Belajar bukan sekadar program kerja pemerintah, tapi juga cerminan dari semangat baru yang menyala di Bumi Wiralodra. Dengan pelibatan masyarakat secara luas, harapan baru mulai tumbuh bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun, tetap memiliki hak dan kesempatan untuk bermimpi dan mencapainya melalui pendidikan.

‎Pewarta
‎(Jojo/Rls)




Leave a Reply