Ketika Ombak Menjadi Tantangan, Diskanla Indramayu Hadir untuk Nelayan Kecil

Read Time:1 Minute, 38 Second

 

Mpn.co.id. Angin laut pagi itu berhembus pelan ketika beberapa perahu kayu kembali merapat di pesisir utara Indramayu. Di wajah para nelayan tampak kelelahan setelah semalaman berjibaku dengan gelombang yang tak menentu. Bagi mereka, risiko di laut bukan sekadar cerita—tetapi bagian dari hidup sehari-hari.

Di balik perahu-perahu yang mulai ditarik ke daratan itu, ada kecemasan yang kerap dibawa pulang: cuaca buruk, kerusakan mesin, hingga ancaman keselamatan. Kesadaran akan peliknya kehidupan nelayan kecil inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu untuk menunjukkan kepedulian lebih besar.

Melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla), sedikitnya 2.500 nelayan kecil dimasukkan dalam program perlindungan asuransi, dengan seluruh premi ditanggung pemerintah. Program ini telah berjalan pada 2025 dan dipastikan berlanjut pada 2026.

“Nelayan punya risiko besar saat melaut. Pemerintah daerah sudah menyiapkan anggaran untuk membantu mereka melalui asuransi,” ujar Kepala Diskanla Indramayu, Edi Umaedi, Jumat (21/11). Edi menyebut bahwa pemerintah ingin memastikan para nelayan merasa aman saat bekerja, terutama mereka yang mengandalkan peralatan sederhana dan kapal-kapal kecil.

Program ini bukan sekadar angka dalam laporan APBD. Bagi nelayan, asuransi berarti ketenangan—jaring pengaman jika suatu hari gelombang tidak bersahabat. Premi senilai Rp16.800 per orang per bulan ditanggung penuh selama satu tahun, dengan total anggaran Rp504 juta pada 2025.

Sekretaris Diskanla, Anggoro, bersama Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil, Rachmat Yulianto, menyampaikan bahwa program ini adalah bentuk nyata komitmen pemerintah daerah. “Asuransi ini untuk melindungi nelayan dalam menjalankan aktivitasnya. Semua premi ditanggung satu tahun penuh,” kata Rachmat.

Bagi Kartam, salah satu nelayan kecil di pesisir Eretan (bisa disesuaikan jika ingin memasukkan tokoh nyata), perlindungan seperti ini membawa rasa aman tersendiri. “Kadang cuaca berubah cepat. Kalau ada apa-apa, keluarga saya punya pegangan,” ujarnya pelan sambil membersihkan jaring.

Di tengah kerasnya hidup di laut, program perlindungan ini menjadi sinyal bahwa para nelayan kecil tidak dibiarkan berdiri sendiri menghadapi ombak. Tahun 2026 nanti, pemerintah memastikan tangan itu tetap terulur—menguatkan mereka yang setiap hari berlayar menjaga dapur tetap mengepul. ( Jhoys arcan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *