Sawah Petani di Desa Karanggetas Mengalami Rebah Akibat Hujan disertai Angin kencang.

mpnNEWS270 Views
Read Time:1 Minute, 48 Second


‎mpn.co.id Indramayu, – Sejumlah petani di Desa Karanggetas, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, tengah dirundung kesedihan. Menjelang musim panen yang tinggal menghitung pekan, tanaman padi mereka mendadak rebah akibat hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah tersebut beberapa hari terakhir.

‎Warsono, Lurah Desa Karanggetas sekaligus petani mengungkapkan bahwa hampir seluruh lahan pertanian di desanya terdampak. Angin kencang dan curah hujan tinggi menyebabkan tanaman padi tidak mampu menahan beban batang yang mulai berisi gabah.

‎“Hampir semua sawah di sini padinya rebah, terutama varietas Inpari dan IR 32. Kami para petani hanya bisa pasrah, karena ini murni faktor cuaca,” ungkap Warsono dengan nada sedih, Jumat (24/10/2025).

‎Warsono menjelaskan, padi yang rebah tidak hanya berisiko menurunkan hasil panen, tetapi juga mempersulit proses pemanenan. Selain itu, kualitas gabah akan menurun karena mudah lembap apabila terendam air terlalu lama.

‎“Padahal kami sudah berharap panen bulan November ini bisa bagus, apalagi biaya perawatan dan pupuk sekarang mahal. Kalau hasilnya turun, petani jelas rugi besar,” tambahnya.

‎Menurut pantauan di lapangan, sebagian besar lahan padi di Desa Karanggetas memang sudah memasuki fase bulir matang susu hingga hampir panen. Kondisi ini membuat batang padi menjadi lebih rapuh ketika diterpa angin kencang.

‎Selain faktor cuaca, para petani kini juga dibayangi kekhawatiran lain, harga gabah yang bisa saja anjlok saat panen tiba. Mereka berharap pemerintah daerah khususnya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Indramayu, turun tangan mengawasi pergerakan harga di tingkat tengkulak agar tidak terjadi permainan harga yang merugikan petani.

‎“Kami mohon perhatian pemerintah agar para tengkulak jangan seenaknya menekan harga. Biaya operasional sudah tinggi, kalau harga padi jatuh, petani makin terpuruk,” kata Warsono.

‎Fenomena rebahnya padi akibat cuaca ekstrem bukan pertama kali terjadi di wilayah Indramayu. Sebagai daerah lumbung padi nasional, cuaca yang tak menentu kerap menjadi ancaman serius bagi produktivitas pertanian setempat. Para petani pun berharap agar ada solusi jangka panjang, seperti peningkatan sistem drainase dan perlindungan asuransi pertanian, untuk meminimalkan kerugian ketika bencana alam melanda.

‎Musim panen yang semula dinanti dengan penuh harapan kini berubah menjadi masa penuh kecemasan. Bagi petani Karanggetas, bertani bukan sekedar pekerjaan, melainkan perjuangan hidup yang tak pernah berhenti melawan cuaca, biaya, dan harga pasar yang sering kali tak berpihak.

‎Penulis
‎(Sutrisno)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *